Lengkingan nada – nada khas jawa dari tembang Macapat terdengar dalam sebuah ruangan kecil di kawasan Rotowijayan, Yogyakarta. Ruangan kecil bekas kediaman pribadi milik salah seorang Abdi Dhalem Kraton tersebut kini telah berubah menjadi sebuah Sanggar Pamulangan Sekar Macapat KHP. Kridha Mardawa atau lebih dikenal sebagai Sekolah Macapat milik Kraton Yogyakarta.
Belasan orang tampak sedang serius berlatih tembang macapat di sekotak ruangan kecil tersebut yang tak jauh dari Kraton Yogyakarta. Yang dilantunkan tentu saja tembang jawa yang tertulis di secarik kertas maupun di papan tulis.
Seorang pamong atau pengajarnya secara telaten mengajari para siswanya yang rata-rata adalah kalangan orang tua. Selain menggemari macapat, mereka memiliki keinginan utnuk terus melestarikan seni dan budaya asli Jawa. Karena itulah, meski mulai terpinggirkan oleh modernisasi, macapat tetap masih bertahan hingga kini.
0 komentar:
Posting Komentar